PADANG | Abad 21 ditandai dengan kemunculan internet dan teknologi digital yang berkembang sangat cepat. Kemunculan teknologi digital ini dapat menjadikan waktu dan jarak lebih dekat, salah satu contohnya dalam dunia pendidikan, siswa dapat belajar dari rumah saat masa pandemi dengan bantuan aplikasi pada smartphone dan PC.
Kecanggihan teknologi infokom di era industri 4.0 seharusnya menjadi momentum dalam meningkatkan akses bagi siswa untuk belajar dari manapun mereka berada. Selain itu, kecanggihan teknologi juga harus dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran ini di dukung dengan keprofesionalan seorang guru dan meningkatnya kemampuan siswa.
Pendidikan abad 21 diharapkan mengarah dan membentuk siswa yang siap menghadapi era revolusi industri dengan penekanan pada bidang Science, Technology, Engineering, dan Mathematics (STEM). Pembelajaran terintegrasi STEM ini salah satu pembelajaran sains terpadu yang menjadikan 4 sub ilmu menjadi satu keterpaduan yang dikenal dengan model pembelajaran sains terpadu tipe integrated.
Keterpaduan 4 sub ilmu STEM yaitu ilmu sains, ilmu teknologi, rekayasa, dan matematika (NRC, 2014). Keterpaduan STEM dapat dimuat dalam salah satu bahan ajar yaitu e-modul agar dapat membantu siswa belajar mandiri di rumah maupun di sekolah.
Berdasarkan hal itu, bagaimana agar kualitas pendidikan di Indonesia meningkat, pemerintah terus berupaya melakukan penyempurnaan kurikulum Pendidikan.Kurikulum selain akan menjadi pedoman pelaksanaan pembelajaran pada setiap mata pelajaran di tiap jenjang pendidikan, Kurikulum juga sebagai perangkat yang berisi rancangan pelajaran berupa pedoman dan cara yang digunakan dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang akan diberikan kepada siswa dalam jangka waktu tertentu.
Itu sebabnya, pendidikan di era kini yang ditandai dengan kemunculan internet dan teknologi digital, tentu peran dan tanggung jawab guru dalam peningkatan mutu pendidikan makin kompleks.
Selain harus sanggup berkontribusi terhadap peningkatan mutu sumber daya manusia, para guru harus pula mampu menampilkan profesionalitasnya, dalam kepribadian yang matang dan berkembang; keterampilan membangkitkan minat peserta didik; penguasaan iptek yang kuat; dan sikap profesional yang berkembang berkesinam-bungan (Rifma, 2020).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 mengatakan bahwa 4 kompetensi utama yang harus dimiliki seorang pendidik yaitu kompetensi pedagodik, kepribadian, keprofesionalan dan sosial.
Menurut Rahman (2014) kompetensi pedagogik adalah kemampuan untuk mengelola pembelajaran, yang di dalamnya meliputi perencanaan, implementasi dan evaluasi hasil belajar peserta didik. Beberapa Kompetensi pedagogik guru yaitu harus mengopimalkan kemampuanya di kelas beberapa di antaranya yaitu mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang studi, menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran (Wulandari, 2021).
Pendidikan fisika yang ada di sekolah banyak menggunakan pembelajaran secara konvensional dan model pembelajaran yang diterapkan guru kurang variatif (Telaumbanua, 2022).
Pelaksanaan proses pembelajaran fisika yang selama ini berlangsung menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tampak kurang berminat, kurang bergairah dan cenderung tidak aktif dalam proses belajar. Hasil belajar siswa kurang memuaskan terkait dengan kesulitan siswa dalam penguasaan materi.
Kurangnya penguasaan materi oleh siswa dipengaruhi oleh kurang maksimalnya penggunaan media dan bahan ajar dalam pembelajaran fisika (ZAN, 2022) (Mahardika, 2022).
Berdasarkan alasan tersebut peneliti ingin mengembangkan model kurikulum pembelajaran sains terpadu tipe integrated pada bahan ajar terintegrasi STEM.
Bahan ajar terintegrasi STEM ini mencakup 4 sub ilmu menjadikan suatu keterpaduan yang dapat membantu siswa memiliki rasa ingin tahu dan dapat membantu penguasaan materi fisika. Pembelajaran sains terpadu tipe integrated. Pembelajaran abad 21 menuntut peserta didik mampu mengintegrasikan sikap, pengetahuan dan keterampilan, serta penguasaan teknologi.
Jika seorang guru telah mampu mengembangkan bahan ajar Terpadu, maka pembelajaran di abad 21 akan dapat terlaksana dengan baik.
Pembelajaran STEM adalah pembelajaran yang menggabungkan antara science, technology, engineering dan mathematics yang memiliki tujuan agar dapat menumbuhkan keterampilan-keterampilan 4C pada siswa.
Pembelajaran IPA yang terintegrasi STEM diharapkan dapat mengasah kemampuan siswa dalam segi kognitif, dapat menumbuhkan jiwa kreatif dan inovatif siswa dan juga meningkatkan afektif dari siswa (Zulfa, 2022).
Pembelajaran STEM ini menjadikan 4 sub ilmu menjadi satu keterpaduan juga mengaitkan satu atau lebih mata pelajaran lain di sekolah. Pembelajaran STEM ini termasuk tipe integrated yaitu pembelajaran dengan cara menghubungkan mata pelajaran dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menentukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa mata pelajaran.
Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu menggunakan bahan ajar dalam proses belajar siswa. Penggunaan bahan ajar dapat memperlancar dan mempermudah penyampaian materi. Bahan ajar digunakan sebagai sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran guna untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran dan membantu penguasaan materi bagi siswa (Putri, 2022).
Sehingga bahan ajar yang merupakan suatu perangkat, agar dapat membantu guru sebagai alat atau sumber belajar dalam proses pembelajaran, berisikan materi yang sesuai dengan kurikulum dan disusun secara sistematis untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam hal ini, guru mewujudkan kompetensi profesional dalam mengembangkan bahan ajar sesuai dengan kurikulum dan karakteristik siswa memasuki proses pembelajaran.
Hasil penelitian terkait dengan bahan ajar teritegrasi STEM yaitu dari penelitian Aprina Maharani ZAN,S.Pd, (ZAN, 2022) menyatakan bahwa bahan ajar dalam bentuk e-modul terintegrasi STEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa dalam penelitian ini mencakup kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan, terutama keterampilan literasi sains.
Dengan adanya pembelajaran menggunakan bahan ajar, yang dilengkapi dengan aspek STEM akan memberikan pengaruh positif bagi siswa terhadap kemampuan mereka, dikarenakan pembelajaran menggunakan bahan ajar ini memusatkan pembelajaran pada siswa untuk mencoba menemukan solusi dari permasalahan yang memiliki banyak penyelesaian.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dinyatakan pembelajaran terintegrasi STEM dapat membantu siswa menguasai materi pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini merupakan suatu pergerakan positif, yang dapat dilakukan dalam pembelajaran di sekolah, menggunakan bahan ajar keterpaduan salah satunya keterpaduan STEM.
Bahan ajar yang dilengkapi 4 sub ilmu menjadi suatu keterpaduan STEM dapat menarik minat dan motivasi siswa, agar dapat menguasai materi pembelajaran.
Proses belajar menggunakan keterpaduan bahan ajar STEM ditujukan untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses belajar.
Oleh: Aprina Maharani Zuna Arnis N,S.Pd | Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Fisika Universitas Negeri Padang
0 Komentar